PGSoft Angkat Bicara: Bukan Mahjong Ways Penyebab Kekerasan, Tapi Ketiadaan Moral di Kalangan Pemuda
Jakarta – Menanggapi pemberitaan yang menyebut beberapa pelaku kekerasan seksual terhadap remaja di Cianjur adalah pemain aktif slot online, PGSoft Indonesia akhirnya buka suara. Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (16/07), PGSoft menyatakan bahwa pihaknya mengutuk keras tindakan keji para pelaku, namun menolak anggapan bahwa game seperti Mahjong Ways adalah penyebab utamanya.
Direktur PGSoft Indonesia, Ferdinand Kusumo, menyebut bahwa menyalahkan game dalam tragedi tersebut adalah sebuah kesimpulan yang tergesa-gesa dan keliru arah.
“Yang Rusak Bukan Gamenya, Tapi Adabnya”
Dalam pernyataan tegasnya, Ferdinand mengatakan bahwa produk digital seperti Mahjong Ways diciptakan untuk hiburan dewasa, bukan sebagai alat pengajaran kekerasan. Ia menekankan bahwa penyebab utama tragedi ada pada kerusakan moral, nilai sosial, dan absennya bimbingan etika yang konsisten dalam komunitas muda.
“Jangan buru-buru tunjuk jari ke teknologi. Yang rusak bukan softwarenya, tapi adabnya. Kami tidak akan melindungi pelaku hanya karena mereka pengguna produk kami. Tapi kami juga tidak akan diam ketika game diseret tanpa konteks,” ujar Ferdinand.
Ia menambahkan bahwa menyamaratakan perilaku pengguna dengan nilai moral perusahaan adalah kesalahan logika. “Kalau seseorang melakukan kejahatan sambil memakai sepatu merek tertentu, bukan berarti sepatu itu salah,” katanya.
PGSoft Tegaskan Komitmen Sosial dan Edukasi
Meski merasa gamenya disalahpahami, PGSoft Indonesia tetap menyatakan komitmen mereka untuk mendukung edukasi digital dan moral anak muda. Dalam kesempatan tersebut, perusahaan mengumumkan program tanggung jawab sosial bertajuk “Game & Etika: Hidup Tidak Selalu Tentang Menang” yang akan dijalankan mulai Agustus 2025.
Program ini akan mencakup:
- Workshop edukasi literasi moral dan digital di 20 sekolah menengah
- Kolaborasi dengan psikolog dan pemuka komunitas dalam pembinaan remaja
- Materi edukatif dalam bentuk mini game untuk membentuk etika bermain dan berpikir
“Kita tidak akan menyalahkan remaja terus-menerus. Tapi kita bisa membuka ruang untuk mendidik mereka kembali,” ujar Ferdinand.
Komunitas Mahjong Ways Juga Angkat Suara
Tak hanya dari pihak perusahaan, komunitas pemain Mahjong Ways Indonesia juga mengeluarkan pernyataan sikap. Dalam unggahan resmi di forum komunitas nasional, para pemain menyatakan bahwa kejadian di Cianjur tidak mewakili semangat komunitas game yang sehat dan beretika.
“Kami di komunitas punya kode etik. Ada aturan, ada moderasi, ada nilai. Kalau ada yang menyimpang, itu bukan cerminan kami,” tulis pengurus komunitas, Raisa Devi.
Raisa juga mengatakan bahwa komunitas mereka tengah menggalang donasi untuk membantu lembaga pendamping korban kekerasan seksual serta membentuk sub-forum khusus bertema “Main Game, Jaga Norma”.
Komentar Psikolog: Game Bukan Akar, Tapi Bisa Jadi Cermin
Psikolog digital Dr. Fitriya Rahmah menyebut bahwa game hanyalah medium, bukan motivasi. Ia menjelaskan bahwa kekerasan seksual tidak lahir dari game, tapi dari ekosistem yang permisif terhadap kekuasaan, hasrat tanpa batas, dan lingkungan sosial yang abai terhadap etika.
“Game bisa jadi tempat pelarian. Tapi kekerasan muncul dari hati yang tak pernah diajarkan batas. Maka, yang harus dibenahi bukan tombolnya, tapi nilai-nilainya,” ujar Dr. Fitriya.
Penutup: Saatnya Tidak Salahkan Alat, Tapi Didik Pengguna
PGSoft Indonesia melalui klarifikasinya berharap masyarakat tidak terpancing membuat kesimpulan bias. Mereka mengajak semua pihak — orang tua, komunitas, dan tokoh pendidikan — untuk duduk bersama membahas apa yang salah dari proses pembinaan generasi muda.
“Mahjong Ways hanyalah produk. Tapi hati nurani, empati, dan rasa hormat tidak bisa diinstal seperti aplikasi. Harus diajarkan. Harus dicontohkan,” tutup Ferdinand Kusumo.